Kamis, 14 Agustus 2008

SEBUAH KECELAKAAN

Seorang Ayah, Ibu dan 3 orang Anak, sebuah keluarga yang sangat bahagia pergi berlibur. Saat menuju lokasi liburan, kendaraan mereka mengalami kecelakaan berat. Sang Ibu meninggal di tempat kejadian. Sang Ayah terluka parah. Namun anak-anaknya lolos hanya lecet-lecet. Anak tertua perempuan berusia 12 tahun dan dia memiliki adik lelaki berusia 9 tahun dan yg paling kecil perempuan berusia 5 tahun.

Anak Tertua memohon kepada dokter, "Anda sudah tidak dapat menyelematkan Ibu saya, tapi tolonglah selamatkan Ayah saya. Saya sungguh memohon padamu dokter" sambil memeluk dokter.

"Jika saya mengambil darahmu, itu akan membahayakan karena kamu masih terlalu kecil". Anak perempuan itu menjawab, "Jika saya mati, itu tidak ada bedanya untuk keluarga saya. Tetapi jika Ayah saya yang meninggal, semua kami akan menderita. Dokter, tolonglah ambil darah saya dan selamatkan Ayah saya. Jangan kuatirkan tentang saya".

Akhirnya pihak rumah sakit berhasil mendapatkan donor lain dan menyelamatkan Sang Ayah. Ketika Sang Ayah sudah pulih, dokter berkata kepadanya, "Anda sangat beruntung karena memiliki anak perempuan yang begitu baik yang rela berkorban memberikan jiwanya untuk menyelamatkan jiwa anda. Apakah yang akan anda wariskan jika anda meninggal dunia?"

Anak-anak rela mengorbankan jiwa mereka untuk orangtuanya. Inilah cinta kasih sejati. Jalan satu-satunya untuk membuktikan cinta kasih kita adalah melalui Asuransi Pendidikan untuk memperlihatkan cinta kasih kita kepada mereka, anak-anak kita bahkan setelah kita meninggalkan dunia ini.

Story Telling - Dr Rizal Naidu

Senin, 11 Agustus 2008

Pisau

Sebelumnya saya mohon maaf, jika apa yg saya tulis ini melukai perasaan Anda adan keyakinan Anda. Dan saya memohon ampun kepada ALLAH SWT jika yang saya tulis ini jauh dari kebenaran.

Seorang pemuka agama berkata, "Mengapa saya harus membeli Asuransi Jiwa? Saya hanya percaya kepada Tuhan dan saya menyerahkan masa depan keluarga saya kepada Tuhan".

"Jika membeli Asuransi Jiwa itu berdosa. Bagaimana dengan orang yang menjual? Apakah jug telah berbuat dosa? Hasil penjualan Asuransi Jiwanya untuk menghidupi istri dan anak-anaknya".

Seorang Muslim dianjurkan untuk meninggalkan nafkah sedikitnya untuk menutup biaya hidup selama 2 tahun bagi istri dan anak-anaknya, untuk menolong mereka menyesuaikan diri sampai mereka mampu mencari penghasilannya sendiri. Mohon koreksinya jika saya salah.

Jika sesuatu hal buruk terjadi pada diri kita besok dan kita meninggal dunia. Apakah kita mampu menyediakan sejumlah uang sebesar itu bagi mereka?

Tahukah arti dari "Takaful"?"Takaful" artinya perlindungan atau proteksi. Mohon koreksinya jika saya salah. Pada masa itu ada satu tradisi di mana orang kaya menyumbangkan makanan, minuman dan tempat tinggal kepada orang-orang miskin". Zaman sekarang ini, apakah jika kita meninggal dunia dan istri kita tidak memiliki penghasilan yang cukup, apakah menurut Anda para tetangga kita yang kaya akan datang dan menyediakan semua kebutuhan keluarga kita?". Bisa jadi kadang-kadang seperti itu, tetapi tentunya tidak setiap waktu
kan?

Jika kita meninggal dunia, maka semuanya akan turut mati bersama dengan kita kecuali segala donasi atau sumbangan kita yang masih dapat digunakan oleh orang-orang yg masih hidup.

Apakah Anda menyadari bahwa dengan membeli Asuransi Jiwa berarti Anda sedang menyediakan makanan, tempat tinggal, pakaian dan pendidikan bagi keluarga Anda ketika Anda meninggal; dan amal perbuatan baik Anda akan "diberi hadiah" oleh Tuhan?

Jika Anda akan menyerahkan masa depan keluarga Anda kepada Tuhan. Mohon maaf jika saya salah, inilah yang disebut "Tawakal".
Ada suatu cerita pada jaman Nabi, ketika itu beliau melihat seekor unta yang dibiarkan tidak terikat/tertambat di padang pasir.
Nabi bertanya, "Milik siapakah unta itu?".
Seorang pria menjawab, "Unta itu milik saya".
Nabi bertanya lagi, "Mengapa tidak kamu ikat atau tambatkan untamu?"
Pria itu berkata, "Aku menyerahkannya kepada Tuhan".
Nabi besabda kepadanya, "Pertama, kamu ikat dan tambatkan unta milikmu, setelah itu BARULAH kamu menyerahkannya kepada Tuhan".

Tidakkah kita seharusnya MENABUNG DAHULU untuk keluarga kita sebelum menyerahkan masa depan mereka kepada Tuhan?

Dosa tidaknya membeli Asuransi Jiwa adalah tergantung kepada niat awal kita saat membeli. Membeli Asuransi itu seperti membeli sebilah pisau. Jika Anda membeli pisau utk tujuan membunuh, maka itu adalah dosa. Tetapi jika Anda membelinya dengan tujuan untuk melindungi diri Anda sendiri dan keluarga Anda, maka Anda melakukan tindakan yang mulia.

Sudahkah Anda membeli "pisau" untuk memproteksi Anda dan keluarga Anda?

Story Telling - Dr. Rizal Naidu

Sabtu, 02 Agustus 2008

Kisah Seekor Burung

Burung adalah mahluk unik. Sekali berpasangan, mereka akan setia satu dengan yang lainnya. Mereka menjadi pasangan seumur hidup, setia sampai akhir tidak seperti manusia. Setelah musim kawin, mereka mulai membangun sarang.Inilah salah satu kisah burung tersebut. Apakah Anda pernah melihat burung membangun sarangnya? Setelah memilih tempat yang cocok, mereka mulai membangun sarangnya. Masing-masing terbang mencari dan membawa ranting, rumput, daun dan sebagainya. Mungkin ribuan kali perjalanan dilakukan oleh masing-masing burung. Sarang siap, tepat saat si betina bertelur. Begitu bertelur, burung betina akan mengeraminya hingga menetas.
Tugas burung jantan adalah menyediakan makanan dan menjaga sarangnya.

Saat telur-telur menetas, sarang menjadi ramai. Tahu mengapa? Anak-anak burung yang kecil lapar, memerlukan makanan.

Si burung jantan sedang berusaha menarik seekor cacing dari tengah jalan, ketika tiba-tiba sebuah mobil melindasnya hinga ia langsung mati. Si betina pergi dari sarangnya untuk mencari jantannya sekaligus mencari makanan untuk anak-anaknya.
Ketika si betina melihat jantannya di atas jalan, ia menariknya ke tepian. Ia berusaha membangunkan si jantan, tapi sudah terlambat. Ia sangat sedih dan kembali ke sarangnya menemui anak-anaknya. Burung betina tidak waspada. Ada seekor ular di belakangnya. Ular itu menelan si betina.
Burung-burung kecil menangis dan menangis di dalam sarang. Ada banyak burung terbang melewatinya namun tidak ada yang memberi mereka makanan.

Inilah kejadian sebenarnya yang terjadi pada manusia saat ini.

Tidakkah Anda berpendapat bahwa kita memiliki pekerjaan yang penting?

Sudahkah Anda mempunyai rekening tabungan untuk masa depan anak-anak dan keluarga Anda?

Story Telling - Dr. Rizal Naidu

Obat Sakit Kepala

Saya yakin disetiap rumah pasti ada kotak obat, untuk keadaan darurat jika terjadi sakit ringan terjadi. Salah satu isi dari kotak obat tersebut ada aspirin (obat sakit kepala). Kapan biasanya Anda minum aspirin tersebut? Tentunya pada saat sakit kepala kan? Pernahkah Anda minum aspirin sebelum mengalami sakit kepala? Tentu tidak kan?

Ini hal yang sama. Anda tidak akan berpikir untuk membeli Asuransi Jiwa, sama seperti Anda tidak akan ingat aspirin kecuali Anda sakit kepala, dan juga Anda tidak ingat untuk membawa payung jika hari cerah.Hanya disaat Anda terbaring di rumah sakit, Anda akan teringat tentang Asuransi atau ingat saya. Tapi saat itu waktunya sudah terlambat.

Sudahkah anda menyiapkan aspirin atau payung saat ini?

Story Telling - Dr. Rizal Naidu

Lilin

Apakah Anda tahu bahwa Anda bagaikan lilin bagi keluarga Anda? Anda laksana cahaya yang menyinari kehidupan mereka. Siapakah yang akan memberikan cahaya kepada mereka untuk menerangi kehidupan mereka jika Anda meninggal dunia? Siapakah yang akan mencukupi makanan, tempat tinggal dan pakaian mereka jika Anda tidak berada lagi di sisi mereka?

Anda sungguh bagaikan sebatang lilin yang mencukupi kehidupan keluarga Anda. Cahaya sebatang lilin memang tidak dapat melawan terangnya lampu listrik, namun setidaknya lilin memberikan seberkas cahaya, menggantikan keadaan gelap gulita tanpa listrik. Anda hanya akan teringat pada sebatang lilin pada saat kegelapan dan baru pada saat itulah Anda akan menghargainya.

Sudahkah Anda menyiapkan lilin untuk keluarga Anda?

Story Telling - Dr. Rizal Naidu

Kamis, 31 Juli 2008

Biaya Makanan

Setiap orang umumnya makan 3 kali sehari.
Beberapa orang bahkan rela mengeluarkan uang ratusan ribu rupiah untuk sekali makan.
Sesekali kita memang mengajak keluarga untuk santap malam di restoran terbaik. Harga makanan bukanlah masalah demi memberi kebahagiaan bagi keluarga kita.

Biasanya kita tidak menghitung berapa uang yang kita gunakan untuk makanan 3 kali sehari.
Kita hanya menyerahkan uang sejumlah tertentu kepad istri kita untuk mereka berbelanja.

Berapa pengeluaran Anda sebulan untuk makanan? Misalkan Rp 2.000.000.
Artinya, Anda membelanjakan Rp 2.000.000 per bulan.
Jadi setahun Anda membutuhkan sekitar Rp 24.000.000.
Dalam 11 tahun Anda akan membutuhkan Rp 264.000.000 hanya untuk makanan 3 kali sehari bagi keluarga Anda.

Jika Anda tidak ada lagi di dunia, dari manakah mereka (keluarga Anda) akan mendapatkan uang sejumlah itu menurut Anda?
Jika Anda mau menabung Rp 500.000 per bulan untuk menjamin keluarga Anda bisa makan 3 kali sehari selama 11 tahun mendatang.

Dengan ini jika Anda meninggal dunia, Anda akan meninggalkan makanan bagi keluarga Anda.

Dapatkah keluarga Anda bertahan dengan biaya makan Rp 1.500.000 per bulan?

Lebih baik mengorbankan untuk mengurangi biaya makan pe bulan untuk menjamin ada makanan lainnya daripada tidak ada makanan sama sekali.

dari: Buku "Power Closing & Handling Objection" - Dr. Rizal Naidu

Ke luar Kota

Biasanya jika seseorang akan bertugas ke luar kota, ia akan meninggalkan sejumlah uang bagi keluarganya.

Berapakah jumlah uang yang biasanya Anda tinggalkan untuk keluarga jika haru bertugas ke luar kota selama seminggu?

Misalkan Anda meninggalkan uang Rp 1.000.000 jika Anda bertugas ke luar kota selama seminggu?

Berapa yang Anda tinggalkan untuk keluarga, jika Anda bertugas ke luar kota selama seminggu? Rp 5.000.000?

Berapa yang Anda tinggalkan untuk keluarga, jika Anda pergi bertugas ke luar kota selama 1 tahun? Rp 75.000.000?

Apakah Anda sudah memiliki uang sebanyak itu saat ini?

Berapakah uang yang Anda miliki saat ini?

Berapa lamakah uang itu akan cukup untuk bertahan, dan apa yang terjadi setelah itu?

Apa yang akan terjadi dengan keluarga Anda jika Anda bertugas ke luar kota dan kemudian tidak pernah kembali? Menurut Anda, berapakah uang yang mereka perlukan?

Apakah Anda ingin meninggalkan sejumlah uang yang cukup memadai sehingga keluarga Anda akan dapat bertahan paling tidak hiingga 10 sampai 15 tahun mendatang.

Jika Anda dapat menyisihkan 10% dari penghasilan Anda per-bulan atau Anda Rp 15.000 per-hari, saya dapat memberikan jaminan dana untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga Anda selama 10 sampai 15 tahun

dari: Buku "Power Closing & Handling Objection" - Dr. Rizal Naidu